Tidak Menghambat Investasi, Tetapi Pemerintah Jangan Merelokasi Masyarakat
Batam-Sekitar dua ribuan masyarakat dari Rempang dan Galang yang diinisiasi Aliansi Putera Melayu (APM) menggelar unjuk rasa di depan kantor BP Batam Rabu (23/7/2023). Sejak pukul 08.00 warga sudah mulai berdatangan.
Kapolresta Barelang,Kombes Nugroho TN bersama orangtua sepuh dan Dandim Lekol Inf Gali Bramantyo
Puncaknya, mulai pukul 09.30 masyarakat pengunjuk rasa semakin ramai dengan angkutan puluhan lori. Pembacaan tuntutan disertai dengan berbagai spanduk disebarkan sekitar kantor BP Batam. Unjuk rasa mulai memanas, dengan pembacaan orasi, namun masih terkendali.
Ratusan aparat keamanan yang tergabung dari Ditpam, Polresta Barelang, Satpol PP dan TNI dengan sabar menjaga keamanan, terutama kantor BP Batam. Sesekali pengunjuk rasa mencoba masuk menerobos ke area perkantoran BP Batam.
Walikota Batam sekaligus Kepala BP Batam HM Rudi langsung menemui pengunjuk rasa dan menjelaskan tentang kehadiran dan pengembangan Rempang Eco City. Rudi menjelaskan, bahwa beliau akan menyampaikan apa-apa aspirasi masyarakat Rempang ke pusat.
Namun sepertinya tidak ada titik temu, dan pengunjuk rasa tetap menolak relokasi atau pemindahan penduduk dari tempat tinggal mereka. Masyarakat Rempang menyebut, mereka tidak anti pembangunan atau investasi yang akan datang ke Rempang. tetapi tuntutan mereka, tidak ada relokasi, apalagi intimidasi bagi masyarakat yang menolak.
Karena tidak ada kesepakatan, akhirnya empat orang perwakilan dari masyarakat diajak bermusyawarah ke dalam kantor NP Batam. Selama bermusyawarah, suasana tetap panas apalagi dengan terpaan matahari menjelang siang. Lemparan minuman mineral mulai beterbangan ke dalam komplek BP Baam, bahkan sempat menerpa muka seorang Ditpam.
Kapolresta Barelang Kombes Nugroho TN bersama Dandim Letkol Inf Gali Brahmantyo meminta para pengunjuk rasa agar tidak anarkis. Melalui pengeras suara, Kapolresta meminta, agar pengunjuk rasa tidak berbuat anarkis. “Kita adalah sesama anak bangsa. Dan kami dari kepolisian dan aparat keamanan adalah bagian dari masyarakat. Kami hanya bertugas mengamankan, jadi jangan berbuat anarkis”, ulang Kapolresta.
Mungkin karena lamanya bermusyarah, pengunjuk rasa ingin masuk ke dalam komplek BP Batam. Namunpetugas keamanan di pintu depan yaitu Ditpam, mengunci pintu. Hanya saja, pintunya sempat rusah karena didorong masa.
Setelah perwakilan keluar dan kemudian dibacaan hasil musyawarah, massa tetap menolak. Dimana pada intinya, Walikota/Kepala BP Batam akan menyampaikan aspirasi atau keinginan masyarakat Rempang untuk tidak direlokasi dari tempat tinggal mereka sekarang.
Kapolresta dan Dandim Baam, dengan sabar tetap membaur dengan anggota aparat keamanan lainnya hingga pengunjuk rasa pulang . sekira pukul 13.00. Dalam kesempatan itu, Kapolresta mengucapkan terima kasih kepada pengunjuk rasa seraya meneriakkan “Hidup elayu” yang disambut pengunjuk rasa : “Hidup”.
Massa berangsur meninggalkan lokasi BP Batam dengan kawalan aparat kepolisian, berjalan aman dan teertib. Kapolresta Barelang Kombes Nugroho TN didampingi Dandim Letkol Inf Gali Bramantyo dalam kesempatan ini, kepada sejumlah wartawan mengatakan, pada intinya unjuk rasa berjalan aman dan tertib aman.
Dikatakan, pihaknya sejak awal sudah mengantisipasi, jika ada yang berbuat anarkis, gampang saja mengetahuinya siapa provokator. “Tetapi syukurlah, unjuk rasa berjalan aman dan damai, seraya mengatakan, jika terjadi anrkis dan kerusuhan, maka masyarakat kita sendiri yang rugi”, tandasnya. Ia percaya, pemerintah tidak akan merugikan masyaraatnya, karenanya Kapolresta meminta, agar mari kita jaga bersama keamanan kota Batam. (red)